Minggu, 17 April 2016

Pandangan dari tiap Agama dan teori-teori yang ada.

Kegiatan Wawancara 3 tokoh Agama dalam Penerapan Mata Kuliah Character Building bersama Teach For Indonesia




Kelas                           : LD51
Dosen                          : Andy Gunardi

Nama Anggota            :  
1. Richard                  - 1801389326 
2. Sisilia Halim           - 1801384281
3. Jason Adrian         - 1801383474
4. Cindy                      - 1801382004
5. David                      - 1801375144
6. Daniel Agung         - 1801374766
7. Aldrian                   - 1801375131

Tema :
“ Pentingnya Menjaga Kerukunan Antar Umat Beragama Untuk Menjaga Keutuhan NKRI Dan Melangsungkan Pembangunan Nasional”

Pandangan dari tiap Agama dan teori-teori yang ada.

MENURUT GEREJA KATOLIK
Sejak Konsili Vatikan II, Gereja Katolik sangat menekankan dan turut memperjuangkan kerukunan dan toleransi antar umat beragama, karena dan demi keharmonisan, persaudaraan, damai sejahtera, persatuan, dan “keselamatan” segenap umat manusia. Kerukunan dan toleransi antar umat beragama dilihat sebagai suatu kebutuhan hakiki dan universal. Dikatakan oleh Konsili Vatikan II :
“ Tetapi kita tidak dapat menyerukan nama Allah Bapa semua orang, bila terhadap orang-orang tertentu, yang diciptakan menurut citra-kesamaan Allah, kita tidak mau bersikap sebagai saudara. Hubungan manusia dengan Allah Bapa dan hubungannya dengan sesama manusia saudaranya begitu erat, sehingga Allah berkata : “Barang siapa tidak mencintai, ia tidak mengenal Allah” (1 Yoh 4:8).
Jadi tiadalah dasar bagi setiap teori atau praktek, yang mengadakan pembedaan mengenai martabat manusia serta hak-hak yang bersumber padanya antara manusia dengan manusia, antara bangsa dengan bangsa.

Maka Gereja mengecam setiap diskriminasi antara orang-orang atau penganiayaan berdasarkan keturunan atau warna kulit, kondisi hidup atau agama, sebagai berlawanan dengan semangat Kristus. Oleh karena itu Konsili suci, mengikuti jejak para Rasul kudus Petrus dan Paulus, meminta dengan sangat kepada Umat beriman kristiani, supaya bila ini mungkin “memelihara cara hidup yang baik di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi” (1Ptr 2:12), dan sejauh bergantung dari mereka hidup dalam damai dengan semua orang, sehingga mereka sungguh-sungguh menjadi putera Bapa di sorga.“ (Hardawiryana, S.J.; Dok. Konsili Vatikan II, Obor, Jakarta 1993, hal. 314-315).

Cara membangun kerukunan dan toleransi menurut Gereja Katolik.
  1. Membangkitkan kesadaran dan pengakuan akan masalah, kebutuhan dan kewajiban bersama, serta dasar-dasar dan cara-cara untuk membangun kerukunan dan toleransi antar umat beragama, untuk menjadi motivasi serta “bekal” bagi usaha dimaksud. Jadi perlu proses penyadaran dan komitment. Hal ini dapat dilakukan terutama melalui dialog kemanusiaan dan persaudaraan insani maupun ilahi.
  2. Menumbuh-kembangkan sikap dasar yang mutlak perlu bagi kerukunan dan toleransi antar umat beragama. Misalnya sikap mau dan senantiasa berusaha untuk SALING terbuka, memahami, mengakui, menghargai, dan berdialog satu sama lain. Juga mau dan selalu berusaha untuk saling berelasi dan bekerjasama.
  3. Berusaha meningkatkan pemahaman akan pihak lain melalui study bersama atau saling tukar informasi tentang kekayaan rohani/keagamaan masing-masing.
  4. Berusaha untuk senantiasa menghindari cara-cara yang dapat merusak kerukunan dan toleransi antar umat beragama. Misalnya mengadakan pelbagai upaya untuk menghindari kata-kata, penilaian-penilaian, tindakan-tindakan, yang ditinjau dari segi keadilan dan kebenaran tidak cocok dengan saudara-saudari dari golongan agama lain, sehingga mempersulit hubungan dengan mereka.
  5. Penghargaan terhadap nilai-nilai atau kebijakan lokal dan penggalian, pelestarian serta pendayagunaannya secara bersama-sama.
  6. Melaksanakan pertobatan hati secara tulus, meluas, konsekwen dan konsisten.
  7. Melaksanakan beberapa program bersama seperti :
    1. Study bersama tentang teologi dan Kitab Suci;
    2. Study banding atau mengkaji bersama tentang praktek-praktek keagamaan maupun tata hidup sehari-hari dari umat beragama;
    3. Berdoa bersama;
    4. Karya amal bersama;
    5. Pembinaan bersama.

Pentingnya menjaga kerukunan antara umat beragama untuk menjaga keutuhan NKRI dan melangsungkan pembangunan nasional menurut agama Islam.

Kerukunan adalah istilah yang dipenuhi oleh muatan makna “baik” dan “damai”. Intinya, hidup bersama dalam masyarakat dengan “kesatuan hati” dan “bersepakat” untuk tidak menciptakan perselisihan dan pertengkaran . Manusia ditakdirkan Allah Sebagai makhluk social yang membutuhkan hubungan dan interaksi sosial dengan sesama manusia. Sebagai makhluk social, manusia memerlukan kerja sama dengan orang lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, baik kebutuhan material maupun spiritual.

Ajaran Islam menganjurkan manusia untuk bekerja sama dan tolong menolong (ta’awun) dengan sesama manusia dalam hal kebaikan. Dalam kehidupan sosial kemasyarakatan umat Islam dapat berhubungan dengan siapa saja tanpa batasan ras, bangsa, dan agama. Selain itu islam juga mengajarkan manusia untuk hidup bersaudara karena pada hakikatnya kita bersaudara. Manusia diciptakan Allah SWT dengan identitas yang berbeda-beda agar mereka saling mengenal dan saling memberi manfaat antara yang satu dengan yang lain (QS 49:13).

Dari ayat-ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa Al-Qur’an dan hadist sekurang-kurangnya memperkenalkan empat macam ukhuwah, yakni:
1.    Ukhuwah ‘ubudiyyah, ialah persaudaraan yang timbul dalam lingkup sesama makhluk yang tunduk kepada Allah.
2.    Ukhuwah insaniyyah atau basyariyyah, yakni persaudaraan karena sama-sama memiliki kodrat sebagai manusia secara keseluruhan (persaudaraan antarmanusia, baik itu seiman maupun berbeda keyakinan).
3.    Ukhuwah wataniyyah wa an nasab, yakni persaudaraan yang didasari keterikatan keturunan dan kebangsaan.
4.    Ukhuwah diniyyah, yakni persaudaraan karena seiman atau seagama.
Pentingnya kerukunan hidup antar umat beragama adalah terciptanya kehidupan masyarakat yang harmonis dalam kedamaian, saling tolong menolong, dan tidak saling bermusuhan agar agama bisa menjadi pemersatu bangsa Indonesia yang secara tidak langsung memberikan stabilitas dan kemajuan Negara. Cara menjaga sekaligus mewujudkan kerukunan hidup antar umat beragama adalah dengan mengadakan dialog antar umat beragama yang di dalamnya membahas tentang hubungan antar sesama umat beragama. 

Selain itu ada beberapa cara menjaga sekaligus mewujudkan kerukunan hidup antar umat beragama antara lain:
a)    Menghilangkan perasaan curiga atau permusuhan terhadap pemeluk agama lain
b)   Jangan menyalahkan agama seseorang apabila dia melakukan kesalahan tetapi salahkan orangnya.
c)    Biarkan umat lain melaksanakan ibadahnya jangan mengganggu umat lain yang sedang beribadah.
d)   Hindari diskriminasi terhadap agama lain.


Pentingnya menjaga kerukunan umat beragama untuk menjaga keutuhan NKRI dan melaksanakan pembangunan nasional menurut agama Hindu

Kerukunan adalah istilah yang dipenuhi oleh muatan makna “baik” dan “damai”. Intinya, hidup bersama dalam masyarakat dengan “kesatuan hati” dan “bersepakat” untuk tidak menciptakan perselisihan dan pertengkaran . Manusia ditakdirkan Allah Sebagai makhluk social yang membutuhkan hubungan dan interaksi sosial dengan sesama manusia. Sebagai makhluk social, manusia memerlukan kerja sama dengan orang lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, baik kebutuhan material maupun spiritual.
Manusia ditakdirkan Hyang Widdhi sebagai makhluk sosial yang membutuhkan hubungan dan interaksi sosial dengan sesama manusia. Sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan kerja sama dengan orang lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, baik kebutuhan material, kebutuhan spiritual, maupun kebutuhan akan rasa aman.
Kitab Weda (Kitab suci Umat Hindu)  memerintahkan manusia untuk selalu menjalankan Tri Hita Karana Yaitu : selalu berbakti kepada Hyang Widdhi, hidup rukun dengan alam lingkungan, serta hidup rukun dengan sesama umat manusia.  Dalam menjalin hubungan dengan  umat manusia, diperinthkan untuk selalu rukun tanpa memandang :  ras, kebangsaan, suku, agama, orang asing, pribumi maupun pendatang, dls. 

Sehingga umat Hindu selalu berdoa sebagai berikut :
Samjnanam nah svebhih, Samjnanam aranebhih, Samjnanam asvina yunam, ihasmasu ni ‘acchalam.(Atharvaveda VII.52.1
Artinya :
Semoga kami memiliki kerukunan yang sama dengan orang-orang yang dikenal dengan akrab, Semoga kami memiliki kerukunan yang sama dengan orang-orang asing, semoga Engkau memberkahi kami dengan keserasian (kerukunan/keharmonisan)

Janam bibhrati bahudha vivacasam, nanadharmanam prthivi yathaukasam, sahasram dhara dravinasya me duham, dhruveva dhenur anapasphuranti ( Atharvaveda XII.I.45)
Artinya :
Semua orang berbicara dengan  bahasa yang berbeda-beda, dan memeluk Agama (kepercayaan) yang berbeda-beda, Sehingga Bumi Pertiwi bagaikan sebuah keluarga yang memikul beban.  Semoga Ia melimpahkan kemakmuran kepada kita dan menumbuhkan penghormatan diantara kita, seperti seekor sapi betina kepada anak-anaknya

SEBAB KONFLIK YANG BERKAITAN DENGAN AGAMA
SERTA CARA MENGATASI DAN MENCEGAHNYA

Fakta bahwa ada konflik dan kekerasan maupun perpecahan dan penghancuran yang berkaitan dengan agama disebabkan karena :
  1. Perbedaan yang ada salah dipahami dan salah disikapi, dan tidak dilihat dan ditanggapi secara positif serta tidak dikelola dengan baik dalam konteks kemajemukan.
  2. Fanatisme yang salah. Penganut agama tertentu menganggap hanya agamanyalah yang paling benar, mau “menang sendiri”, tidak mau menghargai, mengakui  dan menerima keberadaan serta kebenaran agama dan umat beragama yang lain.
  3. Umat beragama yang fanatik (secara negatif) dan yang terlibat dalam konflik ataupun yang menciptakan konflik adalah orang-orang yang pada dasarnya :
  4. kurang memahami makna dan fungsi agama pada umumnya;
  5. kurang memahami dan menghidupi agamanya secara lengkap, benar, mendalam;
  6. kurang matang imannya dan takwanya;
  7. kurang memahami dan menghargai agama lain serta umat beragama lain;
  8. kurang memahami dan menghargai hakekat dan martabat manusia;
  9. kurang memiliki nilai-nilai kemanusiaan yang universal, terutama hati nurani dan cinta kasih;
  10. kurang memahami dan menghidupi wawasan kebangsaan dan kemasyarakatan yang khas Indonesia, yakni kerukunan, toleransi dan persatuan dalam kemajemukan, baik pada tingkat nasional maupun lokal.
Langkah-langkah meningkatkan kerukunan umat beragama
Untuk  meningkatkan kerukunan hidup beragama, langkah yang paling penting dilakukan adalah :

1.      Mengajarkan kepada setiap umat beragama untuk selalu berpikir positif terhadap orang lain, bertutur kata yang tidak propokatif dan tidak membuat pendengarnya sakit hati,  berperilaku baik, seperti : tidak melanggar norma-norma umum,  norma kesusilaan, norma adat istiadat,  maupun norma hukum negara/tidak melanggar hukum Negara.

2.      Menumbuhkan penghargaan,  saling pengertian, toleransi,  serta belajar untuk saling memahami diantara umat beragama. Dan tidak berbuat hal-hal yang dapat menyinggung sentimen keagamaan.

3.      Untuk menumbuhkan penghargaan dan saling pengertian, maka setiap umat bergama, hendaknya mengerti secara baik dan benar tentang agamanya sendiri dan dilengkapi dengan pengetahuan yang cukup dan benar tentang agama lainnya, sehingga mengetahui hal-hal baik di agama lain dan mengetahui pula hal-hal yang sangat dilarang/ditabukan/diharamkan di agama lain.

4.      Para pemimpin agama bekerja sama dengan pemimpin agama lainnya (Islam, Hindu, Kristen, Budha dan Konghucu) untuk mengatasi musuh bersama umat manusia yaitu : Keterbelakangan, kebodohan, kemiskinan dan penyakit sosial lainnya.

5.      Para pemuka agama, pemimpin lembaga-lembaga keagamaan dan pemerintah, supaya selalu mempromosikan :  toleransi, kerukunan dan kedamaian diantara para pemeluk agama di masyarakat, sekolah-sekolah umum, sekolah-sekolah keagamaan, maupun ditempat-tempat ibadah.

6.      Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) lebih diberdayakan sampai kedesa-desa, dengan lebih sering mengadakan dialog-dialog kerukunan, sekaligus sebagai ajang silaturahmi antar umat beragama.

7.      Dalam momen-momen hari penting Bangsa Indonesia, seperti HUT RI, Hari Sumpah Pemuda dls. pemerintah supaya mempasilitasi kegiatan-kegiatan yang bernuansa Kerukunan dan persatuan bangsa, seperti mensponsori seminar/simposium kerukunan beragama dengan melibatkan komponen perwakilan agama-agama.








Wawancara dengan 3 Tokoh Agama( Kristen Protesan, Islam, dan Kristen Katolik)

Kegiatan Wawancara di Gereja Kristen Injili Indonesia dalam Penerapan Mata Kuliah Character Building bersama Teach For Indonesia




Kelas            : LD51
Dosen           : Andy Gunardi
Waktu           : Selasa, 5 – April – 2016
Pukul            : 14.30-15.30
Lokasi           : JL. Arwana, No. 16, Jembatan II, Pejagalan, Penjaringan, Daerah Khusus     
                        Ibukota Jakarta
Agama           : Kristen Protestan

Anggota yang hadir :  
1. Richard                  - 1801389326 
2. Sisilia Halim           - 1801384281
3. Jason Adrian         - 1801383474
4. Cindy                      - 1801382004
5. David                      - 1801375144
6. Daniel Agung         - 1801374766
7. Aldrian                   - 1801375131

Tim yang tidak hadir : -

Tokoh Agama : Pdt.Andri Mawan
Gereja Kristen Injili Indonesia




 Dari kiri kekanan : David, Daniel, Cindy, Sisilia H, Pdt Andri Mawan, Richard, Aldryan, dan Jason .


Tema :
“ Pentingnya Menjaga Kerukunan Antar Umat Beragama Untuk Menjaga Keutuhan NKRI Dan Melangsungkan Pembangunan Nasional”

Question :
1. Apa pentingnya kerukunan antar umat beragama menurut sudut pandang agama Kristen?
Kerukunan agama itu sangat penting,dan kerukunan antar umat itu seperti istilah ‘Garam dan Terang Dunia’ yaitu adalah peran yang harus dilakukan oleh seluruh masyarakat agar semua kesatuan dan kerukunan antar agama itu terjadi dan sebagai manusia, kita tidak boleh memikirkan kepentingan diri kita sendiri ,tetapi kita harus memikirkan kepentingan yang diatas kita yaitu kesatuan dan kerukunan yang ada di Indonesia.

2. Konflik apa saja yang terjadi didalam beragama Kristen?
Kadang konflik agama itu terjadi  karena manusia/umat beragama yang memiliki sifat ‘Fundamentalis’ yaitu ada seseorang yang merasa agama nya paling benar dan sehingga tidak bisa beradaptasi dengan agama yang lain/yang ada di Indonesia atau bisa saja manusia yang berdiri kokoh dengan agama nya tersebut sehinnga agama lain bagi dia itu semua tidak sebagus  agama dia,maka dari itu lah konflik akan terjadi.

3. Bagaimana menanggapi konflik yang terjadi?
Kita menanggapi konflik itu harus berawal dari ‘Diri Sendiri’ karena kita harus menginstropeksi diri kita ini,apakah benar yang kita lakukan? Dan apakah sepantasnya dilakukan?Maka dari itu semua itu harus berawal dari ‘Diri Sendiri’ dan setelah itu kita harus bisa mengubah sesuatu dari diri kitaa sendiri menjadi lebih baik dan bisa beradaptasi/menghormati agama lain karena tanpa kita menginstropeksi  diri kita sendiri maka indonesia akan susah untuk menerima agama lainnya, dan kita harus melakukan hal-hal yang benar karena kita mempunyai negara yang berkesatuan yang mengharuskan kita tetap bersatu yaitu dalam pancasila ke-3.

4. Bagaimana cara menjaga keutuhan antar umat beragama?
            Kita harus tau bahwa kita hidup di negara yang beragam akan agama dan maupun yang lain, dan dinegara indonesia ini yaitu negara yang dikenal dengan kesatuan maka manusia harus bisa menerima perbedaan yang ada agar kita dapat menjaga keutuhan umat bergama dan sebagainya, dan kita tidak boleh memikirkan untuk diri sendiri karena kita sebagai anak bangsa indonesia kita harus memikirkan untuk NKRI ini.

5. Apa hubungannya pentingnya menjaga kerukunan antar umat beragama dengan menjaga keutuhan NKRI yang berlangsung?
            ‘Sebatang lidi mudah dipatahkan,tetapi banyak lidi maka susah untuk dipatahkan’ nah dari quates ini kita harus ramai-ramai atau semua bangsa indonesia harus bisa untuk menjaga kerukanan dan keutuhan NKRI, karena jika kita dapat di patahkan , apa kabarnya indonesia yang sudah merdeka ini, dengan negara kita yang sudah merdeka dari penjajahan dan segala macam kita sebagai anak bangsa indonesia harus menjaga keutuhan NKRI tersebut dan harus memilih agama dan tetapi jika kita sudah mempunyai agama,maka kita tidak boleh saling membeda-bedakan karena ‘Berbeda-beda kita satu’ perbedaan apapun itu kita harus dapat menerimanya agar terjadinya kerukunan keutuhan NKRI dan keutuhan umat beragama.







Kegiatan Wawancara di Masjid Almagfiroh dalam Penerapan Mata Kuliah Character Building bersama Teach For Indonesia

 

Kelas            : LD51
Dosen           : Andy Gunardi
Waktu           : Senin, 11 – April – 2016
Pukul            : 14.30-15.30
Lokasi           : Jl. KS. Tubun III dalam Rt.004/002 Kel. Slipi Kec. Palmerah Kota Adm                     
                        Jakarta Barat
Agama           : Islam

Anggota yang hadir :  
1. Richard                  - 1801389326 
2. Sisilia Halim           - 1801384281
3. Jason Adrian         - 1801383474
4. Cindy                      - 1801382004
5. David                      - 1801375144
6. Daniel Agung         - 1801374766
7. Aldrian                   - 1801375131

Tim yang tidak hadir : -

Tokoh Agama : Ustad Sarbini
Masjid Almagfiroh

Dari Kiri ke Kanan : Daniel, David, Jason, Ustad Sarbini, Sisilia H, Cindy , dan Aldryan

Dari Kiri ke Kanan : Daniel, David, Jason, Ustad Sarbini, Sisilia H, Richard , dan Aldryan

Tema : “Pentingnya menjaga kerukunan antar umat beragama untu menjaga keutuhan NKRI dan melangsungkan Pembangunan Nasional”

1)      Apa pentingnya kerukunan antar umat beragama menurut sudut pandang agama Islam?
Kerukunan antar umat beragama sangatlah penting karena dengan adanya rasa toleransi maka dapat menjaga hubungan baik antar umat beragama. Di Negara Indonesia mayoritas kedudukan agamanya yakni Islam. Nabi Muhammad mengajarkan kasih sayang untuk mencintai seluruh alam. Semua agama sudah dibungkus dalam kesatuan sila ke – 3 “ Persatuan Indonesia “.  Kerukunan antar umat beragama terbaik dengan baik, meskipun ada tergesek dengan suatu konflik yang muncul antar umat beragama.

2)      Konflik apa saja yang terjadi di dalam beragama Islam?
Konflik yang terjadi yakni rumah umat Kristiani dijadikan tempat ibadah dan masyarakat sekitar merasa terusik / terganggu akan hal tersebut, sehinnga mereka memilih untuk melakukan musyawarah dengan RT, RW, Lurah dan warga lainnya agar rumah tersebut tidak dijadikan tempat ibadah. Setelah bermusyawarah umat Kristiani sudah tidak menggunakan rumahnya untuk tempat ibadah. Namun beberapa minggu kemudian, kejadian tersebut terulang kembali. Warga sekitar mulai gerah dengan perilaku umat Kristiani dan mengambil tindakan untuk melakukan musyawarah kembali agar masalah ini cepat selesai dan keputusan yang diambil merupakan hasil yang terbaik.

3)      Bagaimana menanggapi konflik yang terjadi?
Cara menanggapi konflik yang terjadi yakni harus meredam emosi antar umat beragama dan jangan main hakim sendiri. Dan mencari solusi agar permasalahan tersebut bisa redam dan pemimpin harus bisa mengatur masyarakat untuk bermusyawarah dan menyelesaikan konflik tersebut.

4)      Bagaimana cara menjaga keutuhan antar umat beragama?
Semua agama memiliki tujuan yang sama dan masing-masing manusia harus memilih agama dari berbagai macam agama. Serta agama dijalankan dengan santun atau tidak membandingkan berbagai agama. Dan agama islam itu mengajarkan ‘Damai itu indah’ yaitu saling mengormati dan menjaga kerukunan antar umat beragama.


5)      Apa hubungan pentingnya menjaga kerukunan antar umat beragama dan menjaga keutuhan NKRI yang berlangsung?
JIka kita tidak menjaga kerukunan antar umat beragama dan menjaga keutuhan NKRI maka Indonesia tidak tahu akan bagaimana. Dan kita sebagai masyarakat bangsa Indonesia tidak boleh minoritas agama serta agama tersebut merupakan jalan hidup kita. Dengan kesadaran diri kita dapat menolong dan sebagainya, untuk mengerti akan permasalahan yang terjadi.



Kegiatan Wawancara di Gereja Maria Bunda Karmel dalam Penerapan Mata Kuliah Character Building bersama Teach For Indonesia

 

Kelas            : LD51
Dosen           : Andy Gunardi
Waktu           : Senin, 11 – April – 2016
Pukul            : 18.00-18.40
Lokasi           :  Karmel Raya No.2, RT.2/RW.4, Kb. Jeruk, Kota Jakarta Barat, Daerah                                                  Khusus Ibukota Jakarta
Agama          : Kristen Katolik

Anggota yang hadir :  
1. Richard                  - 1801389326 
2. Sisilia Halim           - 1801384281
3. Jason Adrian         - 1801383474
4. Cindy                      - 1801382004
5. David                      - 1801375144
6. Daniel Agung         - 1801374766
7. Aldrian                   - 1801375131

Tim yang tidak hadir : -

Tokoh Agama : Romo Yudi
Gereja Katolik Maria Bunda Karmel

Dari kiri ke kanan : Jason, Cindy, Daniel, Richard, Sisilia H, Aldryan, dan David


PERTANYAAN

1. Apa pentingnya kerukunan antar umat beragama menurut pandang agama katolik ?

Sangat penting karena itu untuk menjaga kerukunan dan kedamaian NKRI. Karena sesuatu tidak akan dapet tercapai tanpa adanya kerukunan dan persaudaraan. Karena kita semua tahu bahwa negara kita adalah negara yang dibangun berdasarkan keanekaragaman itu, baik agama, budaya, ras, suku, dll. Maka itu menjadi modal sosial yang harus diatur dan dikembangkan semaksimal mungkin terutama agama, karena sentimen agama adalah hal yang sangat fatal dan bisa mengakibatkan perang apabila tidak ditangani dengan baik.

Manusia harus ber-Tuhan, memiliki kepercayaan dan kepasrahan kepada Tuhan. Tuhan itu cinta kasih. Jadi jika sudah memiliki Tuhan maka kerukunan antar umat beragama sudah bukan menjadi masalah. Tetapi jika tidak mengimani Tuhan kita dengan sungguh - sungguh terkadang repot, apalagi jika agama sudah menjadi kendaraan politik. Apalagi jika orang mengartikan agamanya dengan kolot dan radikal sehingga dia menjadi orang yang sangat keras. Mudah bagi dia untuk mengatakan orang yang berbeda dengannya sebagai kafir. Tapi kita yakin bahwa masih banyak orang baik dan benar di dunia ini

2. Menurut bapak konflik apa saja yang bisa terjadi diantara umat beragama?

Ya selama ini banyak sekali konflik umat beragama misalkan ketika terjadi penyesatan satu sama lain. Ketika dinyatakan sesat artinya siap untuk dihilangkan. Ini terjadi karena penafsiran akan agamanya sempit dan tidak melihat secara terbuka kebenaran di agama lain. Nyata - nyata bahwa Tuhan menciptakan keanekaragaman. Jadi ini adalah kehendak Tuhan. Jikalau ada orang yang melihat agama dari satu sisi saja ini berarti melawan kehendak Tuhan.

3. Bagaimana kondisi kehidupan antar umat beragama?
Menurut opini saya masih positif karena kita sebagai umat beragama harus tetap optimis dan memiliki harapan. Tapi secara faktual saya masih khawatir karena disana sini masih terjadi kekerasan antar umat beragama, permasalahan agama, bahkan pengkafiran dan penyesatan. Jadi kita harus tetap membangun sifat optimisme. Kita tidak menutup mata bahwa masih ada banyak orang benar di dunia ini

4. Bagaimana hubungan menjaga kerukunan umat beragama dengan persatuan negara Indonesia?

Sangat erat itu hubungannya, karena jika kita rukun antar umat beragama maka persatuan akan tercapai. Kita harus rukun, bekerja sama, saling tolong menolong, maka dengan itu persatuan Indonesia bisa tercapai

5. Apa upaya yang dapet dilakukan umat beragama untuk membangun pembangunan nasional?

Upaya nya adalah sebagai umat beragama harus membangun dialog, membangun kerja sama, membangun kerukunan. Karena jika itu tidak ada tidak akan bisa mencapai kesejahteraan dan kerukunan tetapi akan terjadi konflik secara terus menerus. Kita tidak boleh sampai terpicu oleh kekerasan apalagi perperangan

KESIMPULAN

Menurut ajaran agama kristen katolik, kerukunan antar umat beragama adalah sebuah hal yang sangat penting untuk menciptakan kedamaian dan ketenteraman negara kesatuan republik indonesia. Karena segala sesuatu tidak akan bisa terjadi kalau tidak ada kerukunan. Karena kita semua tahu negara kita penuh dengan keanekaragaman baik suku, budaya maupun agama, sehingga hal sosial tersebut menjadi hal yang harus dikembangkan semaksimal mungkin agar tidak menjadi bumerang dan menjadi mendatangkan masalah. Masalah yang ada adalah jika ada beberapa pihak menafsirkan agamanya dengan kolot sehingga apapun yang berada diluar agamanya dinyatakan kafir bahkan sampai diijinkan untuk dibunuh. Pihak - pihak ini menganggap satu sama lain menyesatkan dan tidak mau menerima perubahan dan perkembangan satu sama lain. Yang perlu kita perhatikan adalah bahwa Tuhan menciptakan keanekaragaman, sehingga itu memang kehendak Tuhan dan apabila kita melihat agama hanya dari satu sisi saja artinya kita melanggar perintah Tuhan. Solusinya adalah kita antar umat beragama harus terbuka, saling menerima dan toleransi, dan juga melakukan dialog. Sehingga jikalau terjadi masalah dapat diselesaikan dengan baik.